Sama halnya dengan daerah lain, Sumatera Barat pun memiliki pakaian adatnya sendiri. Berikut adalah keunikan yang tersimpan dalam filosofi makna pakaian adat Sumatera Barat.
Daftar Isi
Mengenal Filosofi dan Makna Pakaian Adat Sumatera Barat
Pakaian adat Sumatera Barat memiliki ciri khas yang tak ditemukan di daerah lain. Penggunaan warna emas adalah salah satu keistimewaaannya. Namun, tahukah Anda bahwa ada hal lain yang menjadikannya beda karena memiliki nilai budaya dan karakteristik tersendiri? Simak penjelasan lengkapnya pada beberapa bab berikut ini.
Filosofi dan Makna dari Tiap Pakaian Adat Sumatera Barat
Pakaian adat Sumatera Barat telah banyak dikenal oleh masyarakat di berbagai belahan dunia. Ciri khas dari pakaian adat ini adalah penggunaan warna hitam untuk jensi tertentu, misalnya baju penghulu. Warna hitam memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Minangkabau karena melambangkan kepemimpinan, terhormat, dan bermartabat. Penambahan aksesoris keris di pinggang pun memiliki makna pikiran yang bijak sebelum menentukan tindakan.
Jika sebelumnya telah disebutkan pakaian laki-laki, maka ada pula jenis pakaian adat Sumatera Barat untuk perempuan yakni Bundo Kanduang. Pakaian ini memiliki makna filosofis bahwa dialah sang pemilik rumah gadang. Adanya balapak di bagian depan menunjukkan sebuah tanggung jawab untuk melanjutkan garis keturunan. Begitupun dengan kain sarung yang bersulam warna emas juga memiliki makna tersendiri, yakni kebiajksanaan dalam setiap tindakannya.
Jenis-Jenis Pakaian Adat Sumatera Barat
Untuk semakin memudahkan Anda dalam memahami pakaian adat Sumatera Barat. Berikut ini ada beberapa jenis yang harus Anda pahami, silakan simak pada poin-poin berikut ini.
1. Cawek
Pertama ada cawek yang merupakan ikat pinggang dengan bahan utama kain sutera. Sama halnya seperti fungsi utamanya yakni mengencangkan. Cawek pun memiliki filosofi makna sebagai perlambang kecakapan dan penyambung tali persaudaraan antar masyarakat Sumatera Barat.
2. Baju Penghulu
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, baju penghulu digunakan oleh seorang laki-laki karena memiliki filosofi yang mendalam. Warna hitam dari pakaian ini melambangkan jiwa kepemimpinan dari siapa saja yang memakainya.
3. Tengkuluk
Tengkuluk adalah penutup kepala yang memiliki bentuk mirip dengan rumah gadang atau kepala kerbau. Penggunaannya sendiri kerap dipasangkan dengan pakaian Bundo Kaulang. Tak hanya saat acara adat saja, dalam keseharian tengkulak sering digunakan.
4. Deta
Penutup kepala ini memiliki jenis yang beragam, seperti deta saluak timbo untuk penghulu, deta raja yang diperuntukkan untuk raja dan sebagainya. Perpaduan lilitan dalam penggunaannya menambah keistimewaan dari aksesoris pakaian adat Sumatera Barat tersebut.
5. Sasampiang
Kain yang berbentuk selendang ini memiliki warna merah dengan hiasan tertentu. Warna merah memiliki makna keberanian, sedangkan corak motif tersebut melambagkan kearifan dari si pengguna. Biasanya sasampiang akan digunakan oleh penghulu.
6. Lambak
Lambak adalah sarung yang penggunaannya kerap dipasangkan dengan baju Bundo Kanduang. Gunanya untuk menutupi tubuh bagian bawah dan menambah keelokan baju tersebut.
7. Baju Batabue
Ciri khas dari baju adat Bundo Kanduang adalah batabue. Memiliki pilihan warna, hitam, biru, merah, dan lembayung, batabue memiliki hiasan benang emas di beberapa bagiannya. Hal ini melambangkan kekayaan alam wilayah Sumatera Barat yang melimpah.
8. Pakaian Adat Pengantin
Terakhir ada pakaian adat pengantin yang hanya digunakan untuk acara pernikahan saja. Pakaian adat Sumatera Barat yang kerap digunakan memiliki warna merah dengan kombinasi beberapa aksesoris baik penutup kepala maupun sejenisnya.
Penutup
Penjelasan terkait pakaian adat Sumatera Barat tersebut semoga dapat menambah wawasan Anda terkait keberagaman budaya di Indonesia. Anda bisa menyimak penjelasan pakaian adat di daerah lain guna menambah referensi. Seamat mencoba.
