Pakaian adat Papua sangat sakral bagi masyarakat asli. Memiliki filosofi makna tersendiri, sudahkah Anda mengenal apa saja jenisnya? Simak penjabarannya berikut ini.
Papua memiliki keunikan tersendiri baik dari sisi budaya maupun pakaian adatnya. Terdiri atas beberapa jenis, sudahkah Anda mengenal salah satu diantaranya? Selain memiliki makna tersendiri, dalam penggunaannya pun harus dilengkapi dengan beragam aksesoris khas. Tentu hal ini tidak akan Anda jumpai di daerah lain, sehingga penting bagi Anda untuk menyimak penjelasan terkait pakaian adat Papua berikut ini.
Daftar Isi
Filosofi Makna dan Aturan Pemakaian Baju Adat Papua
Pakaian adat Papua memiliki beberapa macam jenis yang penting untuk Anda simak dan pahami. Dari sekian jenis tersebut ada aturan tersendiri yang perlu untuk dipahami dengan baik karena menyangkut adat istiadat. Agar tidak keliru, silakan simak penjabaran tiap poin berikut ini.
1. Baju Kain Rumput
Pakaian adat Papua yang satu ini telah mengalami sentuhan modernisasi dan modifikasi. Meski demikian dalam pembuatannya tetap memperhatikan aturan khusus. Perlu Anda ketahui bahan utama dari baju ini adalah pucuk daun sagu yang dikeringkan. Saat memetik daun tersebut pastikan kondisi air laut tengah pasang. Sebelum dikeringkan daun sagu tersebut harus direndam terlebih dahulu untuk selanjutnya dianyam dan dipilin untuk bagian pinggang.
2. Sali

Pakaian adat Papua yang dikhususkan untuk seorang perempuan lajang disebut dengan Sali. Bahan utamanya adalah kulit pohon yang diolah secara khusus untuk menghasilkan warna coklat sempurna.
3. Baju Kurung
Baju kurung terbuat dari beludru dan diperuntukkan bagi perempuan. Meski telah mendapat sentuhan budaya luar, namun baju tersebut tetap memperhatikan nilai-nilai budaya setempat. Dalam penggunaannya seorang tersebut akan menambahkan aksesoris seperti rumbai bulu, gelang, dan kalung.
4. Koteka atau Holim
Sebutan daerah setempat untuk pakaian adat Papua bagi kaum laki-laki ini adalah bobbe, harim, hilon. Bentuknya sendiri cukup nyentrik karena hanya digunakan untuk menutupi bagian kemaluan laki-laki, sementara bagian tubuh lainnya dibiarkan terbuka. Hal yang unik dari pakaian ini adalah semakin tinggi kedudukan seorang tersebut, maka koteka yang digunakan pun semakin besar. Bahan utamanya adalah kulit labu air yang dikeringkan.
5. Yokal

Untuk membedakan perempuan yang sudah menikah dengan perempuan lajang, selain Sali adalah Yokal. Pakaian adat Papua ini diperuntukkan bagi perempaun yang sudah menikah dengan warna khas merah yang menggambarkan kedekatan dengan alam.
6. Rok Rumbai
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pakaian pelengkap baju kurung adalah rok rumbai yang terbuat dari daun sagu yang telah dikeringkan. Meski demikian seorang pria juga bisa mengenakannya, hanya saja untuk tubuh bagian atas dibiarkan terbuka.
Aksesoris yang Kerap Digunakan Pada Pakaian Adat Papua
Berbagai pakaian adat Papua tersebut dalam pemakaiannya harus dipadupadankan dengan aksesoris tertentu. Berikut ini adalah tiga aksesoris utama yang tak boleh terlewatkan.
1. Hiasan Kepala
Pertama ada hiasan kepala yang berbentuk rumbai-rumbai menyerupai mahkota. Bahan utamanya bisanya terbuat dari bulu kelinci, daun sagu kering, maupun bulu burung kasuari.
2. Gigi Anjing dan Taring Babi
Pelengkap pakaian adat Papua selanjutnya adalah kalung gigi anjing yang dilingkarkan pada leher. Sedangkan untuk taring babi biasanya dikenakan di dekat lubang hidung.
3. Tas Noken
Bahan utama tas noken adalah rotan yang dianyak sedemikian rupa. Penggunaannya sendiri bisa dijadikan ransel maupun selempang.
Penutup
Nah, itu dia beberapa pakaian adat Papua yang kerap kali terlewatkan. Sebagai salah satu warisan budaya sudah sepantasnya bukan jika kita harus mempelajari dan melestarikannya? Semoga bermanfaat.